Talk about BTS - N.O...

Januari 17, 2016

(Demi, mereka ganteng banget disitu > <)

Oke ini curhat gaje aja, ya. Dibaca silahkan, di-skip juga aku pororo... eh, rapopo.

Jadi aku saat ini lagi dengerin lagunya BTS yang N.O, well, aku udah suka lagu itu dari dulu. Udah kapaannn gitu (Tahun lalu mungkin#plak) aku nyari artinya. It has a really deep meaning.

N.O ini bercerita tentang remaja yang bosan dengan kehidupan mereka. Kalau menurut aku sih, ini lebih mengarah ke sekolah.

Aku suka banget sama lagu dan artinya. It was so inspired me xD. Nah, disini aku mau bahas soal arti lagu BTS yang N.O ini. Sekalian curhat soalnya suka duka menjadi junior high schooler (Ketahuilah bahwa owner suka curhat > <).


Kita bahas langsung aja ya :)

Dari lirik awalnya udah ketahuan banget. By the way, ini line-nya Rap Monster : 

A good house, a good car, will these things bring happiness?
In Seoul to the SKY, will parents really be happy?
Gimana, yaaa...

Kalau ngomongin soal 'sukses,' jaman sekarang orang tuh bakal menganggap kita sukses kalau kita kaya (sorry not sorry aja ya), having a great job, good car, big house. Pokoknya sukses itu berarti hidup 'wah' atau mewah.

Sebenarnya enggak.

Yah, jujur aja, definisi sukses menurut aku itu beda. Menurutku orang bisa disebut sukses kalau dia udah 'meraih mimpinya.' Well, mimpi itu gak selamanya jadi orang kaya, kan?

Contoh, kita punya mimpi dapet ranking bagus di kelas. And yeah, we did it. Itu tandanya kalian udah sukses.

Lanjut lagi ke lirik selanjutnya :

Dreams disappeared, there was no time to rest
It’s a cycle of school, home or an Internet cafe
Everyone lives the same life
Students who are pressured to be number one live in between dreams and reality
Unfortunately, ini bener banget.

"Dreams dissapeared." Artinya, "Mimpi menghilang." Kenapa kukatakan kata-kata ini bener? Soalnya gini, Orang Tua jaman sekarang tuh No offense, ya– terlalu ambisius. Actually, my parents too. Mereka lebih mementingkan satu pelajaran dari pelajaran lainnya –dalam kasusku, matematika.

Bukan mau mengkritik atau apa, tapi ini kadang-kadang adalah fakta. Ya, kan? Jujur aja deh, banyak anak yang kehilangan mimpinya karena dipaksa sama orang tua mereka. Padahal, kalau dipaksa, si anak bisa stress loh!

"Students who are pressured to be number one live in between dreams and reality." 

Ini FAKTA. Sayang banget.

Pelajaran kayak kita kadang-kadang ditekan buat jadi nomor satu. Terus menerus. Oke, aku tau kalau jadi 'nomor satu' di sekolah/kelas bisa dikategorikan sebagai 'orang pintar' tapi kalau ditekan terus? Ya, dampaknya sama kayak di atas : Stress.

Mau anak anda stress?

"Live in between dreams and reality." Artinya, "Tinggal di antara mimpi dan kenyataan."

Ini bener, to be honest, kadang-kadang kita berpikir bahwa mimpi itu lebih indah dari kenyataan (Unfortunately, it's true). Soalnya, kita harus menghadapi kenyataan ditekan terus menerus.

Cuma buat dapet 'nomor satu.' Di sekolah, bukan di DUNIA.

Don’t be trapped in someone else’s dream
Kadang-kadang kita suka 'terjebak dalam mimpi orang lain.' Kok bisa? Iya, kita dipaksa mengikuti ambisi orang lain supaya jadi apa yang mereka (Biasanya orang tua, no offense) mau. Bukan apa yang kita mau.

Padahal itu malah bikin kita gak bahagia.

Outside, there are so many kids like me, living the life of a puppet
Who will take responsibility?
Kenapa bisa disebut, "Living the life of a pupet"? Atau kalau dalam Bahasa Indonesianya : Hidup seperti binatang peliharaan.

Ya karena kita diatur terus. Tentu aja Orang Tua ngatur kita supaya kita jadi lebih baik, tapi terkadang aturan itu terlalu mengikat. Aturan yang terlalu keras malah bikan kita makin gak disiplin loh...

Oh ya, ada yang ketinggalan :

Who is the one who made us into studying machines?
Ibu, Bapak, kita manusia. Bukan robot.

Kalau menurut aku ya, itu aja yang bisa aku bahas. Mungkin lirik lagu BTS ini lebih mengarah ke kehidupan pelajar Korea Selatan. Soalnya kudenger jam belajarnya horror banget. Bisa nyampe jam 10/11 malem xD.

Maaf kalau aku menyinggung. Cuman gini, banyak orang dewasa yang berpikir kalau kita (pelajar) cuma anak-anak biasa. Yang gak tau apa-apa. Yang bisanya cuma main doang. Padahal enggak. Kita diminta buat jadi sempurna dalam banyak hal, padahal yang sempurna itu cuma Allah SWT. *Eaaaa...*

 Oke, sekian curhatan dariku. Maaf kalau menyinggung, ini cuma catatan hati(?) seorang pelajar aja. Kalau bisa, jangan di bash ya. Tapi aku nerima kritik dan saran kok ^^

You Might Also Like

0 comment[s]