Razia Handphone di Sekolah [A Flashback]

Januari 30, 2016


Okay, I'm late. I'm very very late. Ini udah sekitar... seminggu? Atau dua minggu? Yaps, seminggu. Jadi ada tragedi(?) di kelasI mean, sekolah– yang bikin hampir semua orang gempar. Dan apakah tragedi itu?*mendramatisir*eaaa.

Jawabannya adalah........... bisa kalian liat di judulnya*plakkk*kejutan gagal.*

Yap, razia handphone. Ditambahin A Flashback soalnya ini emang trowbek/plesbek/masa lalu(?). Jadi kalau gak salah kejadiannya, tuh, hari Jumat... kemarin. Eh, maksudnya Jumat minggu kemarin. Kira-kira tanggal 22 Januari 2016 (Again, if I'm not mistaken).


That day, everything went great in the beginning. Masuk sekolah, Yasin-an (Bagi yang Muslim), Salat Dhuha (Bagi yang Muslim), masuk ke kelas, belajar kayak biasa. Pelajaran pertama hari itu adalah tata boga.

Nah, pada saat pelajaran itu tengah berlangsung, datanglah seorang guru. Guru Matematika. One of the most cruel teacher... eh enggak, deng. Maksudnya, one of the most great teacher. Maaf, Pak, saya gak bermaksud*sujud*

Nah, menurut Guru Matematika itu, bakalan ada razia handphone alias hape pas istirahat. Suddenly, we've become panicked. Ya, iyalah, kalau ketauan bawa handphone, handphone kita bisa disita. Oke, buat yang bawa hapenya esia atau nokia gakpapa/eh/ tapi buat yang bawa Samsung, Lenovo, atau Iphone??? Hehehe... canda.

Nah, pada saat itu kita cuma iya-iya aja. Pas Guru Matematika itu pergi (Kebetulan guru yang ngajar lagi pergi juga, jadi kelas gak ada guru sama sekali. Cuma dikasih tugas), everybody becomes loud. Oke, gak LOUD juga sih, maksudnya pada panik.

Jadi kita nyiapin modus(?) buat nyembunyiin hape kita. Kebetulan aku bawa hape juga saat itu#gubraakkk. In the end, kita menemukan cara untuk nyembunyiin hape kita. Kalau aku, tadinya mau aku masukin baju (Jangan ditiru, please), tapi karena gak nyaman dan takut keliatan... jadi aku masukin ke kotak bekal.

Alhamdulillah, aku bawa bekal. Tadinya sempet gak mau bawa bekal, tapi ternyata berguna juga xD.
 Dan karena kata si Guru Matematika, "Razia-nya akan berlangsung nanti, pas istirahat.", jadi aku merasa sangat beruntung karena memutuskan untuk membawa kotak bekal itu. However, that lunch box will always be in my side while I have my break time. Karena kotak bekal itu kubawa ke lantai satu (Kelasku di lantai dua) buat makan siang.

Intinya: kita bebas. Alhamdulillah, hapeku gak ketauan ><

Nah, pelajaran terakhir adalah matematika yang diajar oleh Guru Matematika yang sudah disebutkan di atas. Beliau sejak masuk ke kelas udah mulai ngasih wejangan(?) buat kita-kita supaya gak bawa hape. Bagi yang ketauan bawa handphone (Dalam jenis apapun. INGAT! Apapun), maka handphone tersebut akan disita dan boleh diambil oleh orang tua/saat pembagian rapot.

Terus, Guru Matematika itu nanya : "Siapa yang bawa hape hari ini?"

Dan pada saat itu, semua anak langsung pasang tampang volos.

Ini sih bukan polos, tapi imuuutttt >< >< ><
Yaa... intinya semua permasalahan tentang razia handphone itu selesai di sana. Kata temen-temenku, sih, kelasku gak diperiksa. But I don't know. Tapi serius, aku takut banget. Soalnya pas Guru Matematika-nya masuk pagi-pagi, dia udah bawa handphone banyaaaakkkk banget (Yakin punya siswa/i).

Oke, mungkin segini dulu tentang razia handphone-nya. Semoga razia itu gak ada lagi ya xD. I better stop writing this entry here, soalnya kalau ada guru yang nge-baca ini, bisa-bisa aku digebuk karena bawa handphone#plakk.

But, after that accident, aku gak berani bawa hape lagi ke sekolah. Selain itu, aku juga minta maaf yang sebesar-besarnya untuk Guru Matematika yang ada di atas. Maaf, Pak, saya gak maksud apa-apa, kok. Hehehe... Bapak is the best*thumbs up*

You Might Also Like

0 comment[s]