Eksploitasi Anak dan Para Pengemis

Maret 28, 2016


Okay, I'm not an expert at this thing, but let's just do it.

Hari ini aku libur. Entah sampai minggu, entah sampai kamis. Soalnya di grup bbm ada yang bilang hari jumat besok aku masuk, ada juga yang bilang enggak. Tapi, ya, sudahlah. Jadi karena aku libur, aku memilih untuk ngurus blog lagi. Karena viewers-ku turun drastis. Oke, emang udah dari sananya blogku sepi, ya. Hehehe...

Barusan aku nonton berita, beritanya tentang Kasus Eksploitasi Anak. Eng... to be honest, aku udah denger berita ini dari lama. Tapi aku gak bener-bener merhatiin, sampai tadi dibahas di salah satu segmen berita. Well, aku ngerasa miris, jujur aja.


Oke, sebelum aku lanjut, aku akan menjelaskan apa itu eksploitasi. Actually, I also confused with this terutama ketika pertama kali ngeliat berita di TV tadi. So I've searched for it, dan aku menemukan jawabannya.

Jadi menurut Wikipedia, Eksploitasi adalah:
Eksploitasi (bahasa Inggris: exploitation) yang berarti politik pemanfaatan yang secara sewenang-wenang atau terlalu berlebihan terhadap sesuatu subyek eksploitasi hanya untuk kepentingan ekonomi semata-mata tanpa mempertimbangan rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi kesejahteraan.[1]
Nah, Eksploitasi Anak bisa diartikan sebagai pemanfaatan anak secara berlebihan/sewenang-wenang hanya untuk kepentingan diri sendiri.

Mungkin kalian udah dengar atau baca berita tentang eksploitasi anak yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia. Di antaranya adalah pemanfaatan bayi untuk mengemis atau joki 3 in 1, dan mungkin beberapa kasus yang sudah kalian dengar.

Yang kutonton di berita tadi adalah kasus eksploitasi bayi enam bulan yang digunakan untuk mengemis. Bayi itu di beri obat penenang, Clonazapan, dengan dosis tinggi. Nah, apa gunanya obat penenang itu? Dari yang kubaca di artikel, sih, obat penenang itu diberikan kepada bayi supaya ketika bayi itu dibawa mengemis, bayi itu gak akan rewel.

Okay, that was... so mean.

Gimana, ya, bayi-bayi kayak gitu kan seharusnya dijaga dan diasuh dengan baik. Bukannya malah dipakai untuk kepentingan diri sendiri. Selain itu, bayi kan belum punya daya tahan tubuh yang kuat, mereka itu masih lemah. Coba bayangin, hampir setiap hari (or maybe everday) mereka di kasih obat penenang cuma untuk mengemis!

Ah, aku juga pernah baca di salah satu blog, kalau para pengemis yang membawa bayi itu biasanya membawa bayi sewaan. As if you see, bayi-bayi yang pengemis itu bawa selalu tertidur. Miris, ya? Terutama untuk para orang tua-orang tua yang mau menyewakan bayi-bayi mereka pada para pengemis itu.

Dari berita yang aku tonton, kalian sebagai warga juga bisa ikut mencegah kasus eksploitasi anak ini. Caranya? Yah, kalian dianjurkan untuk itdak merespon para pengemis-pengemis tersebut. But it doesn't mean kalian gak boleh memberi kepada pengemis. Iya, memberi itu baik, I know it. Tapi kalau mereka (para pengemis) mencari nafkah dengan cara seperti di atas, apakah pantas?

Saranku ya, coba teliti dulu para pengemis itu. Oke, you might not have time for this. Tapi serius, cara ini bisa dipake, kok. Yaaa... kalo bayi yang mereka bawa tidur terus, ada kemungkinan itu bayi sewaan yang diberi obat penenang. Tapi, well, it's up to you.

Menurutku, sih, lebih baik kalian memberi kepada orang-orang yang pantas untuk menerima. Contohnya, kakek-kakek yang suka jualan kerupuk di jalan. Nah, ada yang pernah ketemu dengan dia? Well, kalian bisa memberi kepada kakek-kakek itu. Bagiku, lebih baik memberi kepada orang-orang yang jualan kecil-kecilan di jalan daripada para pengemis.

You know what, mengemis itu dilarang, lho. Karena mengemis sama aja malas. Masih ada banyak cara yang bahkan lebih mudah untuk mencari nafkah, mengapa harus mengemis?

You Might Also Like

0 comment[s]